TERASAkan tahun 2015 itu hanya sebentar saja berlalu dan esok atau untuk sekian jam kita akan menjejaki tahun 2016 yang kata orang entah bagaimana nasib seterusnya kala kehidupan kita di tahun 2015 ini penuh hitam berbelam.
Tahun 2015 jelas memperlihatkan matahari panas di atas kepala kita kesan warnanya hitam itu selalu saja di sekitar kita. Bayangkan saja harga sawit merundum dan harga getah menjunam yang saya lihat kesan orang tengah mengambil kesempatan dalam kesesakan yang sudahnya rakyat cukup menderita.
Sesudah sawit dan getah terus menyeksakan harga, serentak sama ringgit jatuh sejatuh2nya dan jatuhnya mata wang di dunia memang semuanya terlibat tetapi kesan teruknya jelas berlaku di negara kita Malaysia kesan masalah 1MDB dan hal2 lain yang menyebabkan pelabur lari dan enggan singgah di Malaysia.
Kenapa jadi demikian petaka yang kita terima di musim datangnya tahun 2015 dan tentunya kita semua tahu soal jawabannya demikian ada dalam benak diri kita sendiri.
Paling sakit dan menyakitkan bila mana kesan hutang yang berhimpun bengkak bernanah dan yang berkenaan tidak punya inisiatif bijak mendepani keadaan alias gagal untuk mencari sumber lain bagi menampung ekonomi negara, maka tiada pilihan lain dipotong subsidi dan kemudian GST mula mencekek leher rakyat dan kitapun melihat pancungan berganda hingga rakyat terus miskin papa kedana meraba-raba seperti sibuta baru saja keluar dari gua hantu puaka.
Kesan yang saya katakan di atas, maka kita sebenarnya dalam bencana dan tahun2 mendatang ini kita siap lagi menerima perjanjian TPPA yang sama maksudnya dengan perjanjian perdagangan perjanjian hindia Timur yang asalnya perdagangan dan berubah menjadi penjajahan dan ketika itu Melayu dalam cengkaman dan Islam terbantut hadirlah undang2 barat pembunuh undang2 syariah yang menakutkan mereka kalangan bangsa laknat.
Nah, kelihatannya tahun 2016 di ambang pintu dan untuk beberapan jam lagi kita bakal melangkahkan kaki kita di tahun baru yang belum menjanjikan apa2 dan kita kelihatannya bakal berjalan dalam gelap samar malam seperti seorang tua yang siap menunggu mati segan ketemu Illahi.
Pantai tanjung Aru seperti selalunya akan kita saksikan anak-anak muda yang lupa diri mandi di pantai tanpa apa-apa yang mereka kata konon membuang sial bala dan itu sebenarnya kesan budaya yang selalu saja datang meliar di kalangan anak bangsa kita dan akhirnya anak bangsa kita kehilangan moral akhlak yang mulia yang diwariskan oleh nabi junjungan kita.
Kenapa jadi demikian?
Kita kembali kepada sistem cara pemerintah kendalikan negara dan di tivi selalu saja dihidangkan dengan segala macam hiburan yang sama sekali tidak membawa apa-apa makna, lagi banyak buruknya banding kebaikan yang kita cari. Keadaan ini memang sungguh menakutkan dan dimusim mendatang kita siap hadapi luka perit kesan halaman sosial yang terbuka tanpa batas penuh makian kutukan kesani syaitan berlompatan gembira kala itulah yang dijanjikan tika sirna dari syurga.
Segalanya menjadi terus mengesani kehidupan kita bila sistem politik negara bangsa kita menjadi tidak menentu kala ramai kalangan pemimpin yang diamanahkan kehilangan padoman dan mereka beraba-raba berjalan dalam kegelapan tanpa cahaya dan akhirnya mereka sendiri tersesat sambil lontaran2 kata mereka seperti orang gila sasau dan perlu dihantar ke rumah sakit hilang ingatan di Bukit Padang atau Tanjung Rambutan..
Kata-kata pemimpin kita sering saja bercanggah, yang haram dihalalkan dan yang halal diharamkan dan ada pula yang menyamakan diri mereka tak jauh beda dengan sifat Tuhan yang satu, sedang beribu-ribu malaikat terkesima mendengar suara-suara dari bumi terlontar ke langit dan benarlah seperti dikatakan melalui langit mendung tuhan dibayang mengeleng2kan kepalanya. Iya, langit semakin mendung sebuah karya yang cukup mengejutkan rakyat di negara indon sedikit masa dulu.
Memang kelihatannya yang kita diami ini semakin tua dan usia kita dan alam ini juga sama seperti kehilangan akal kesan usia yang sudah sampai waktu untuk kembali kepada-Nya. Apakah kita susah bersiap sedia menerima hakikat ini?
Kalau menurut tafsiran kenyataan2 nabi bermula hijrah, maka inilah waktunya akan ditiup sangkakala dan ketika itu perempuan2 bunting tidak lagi peduli anak dalam kandungannya, gunung2 berterbangan di angkasa, api menyala-nyala, bumi yang kita pijak menjadi lautan api dan suara2 getir menakutkan terus ada di sekitar kita, kekadang dalam kegelapan dan kekadang dalam panas api yang berjuta kali panas.
Apakah kita sudah bersiap sedia menerima kenyataan ini dan marilah kita bersama mengingatkan kesan keadaan ini dan tahun 2015 telah mengheret kita ke lembah yang menyakitkan dan tahun 2016 sudah di ambang pintu dan sama berjanji untuk berada di laluan illahi penuh insaf dan sedar diri.
Ya, Allah ampunkan segala dosa2 kami dan mudahkanlah perjalanan ini untuk menuju syurga firdaus seperti yang dijanji.
Salam tahun baru
NURLIYANA ABDULLAH
31 Dis, 2015
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.