Alvin Lie memberitahu, sekiranya sesuatu pesawat tersebut memasuki awan kumulonimbus, ia akan naik dengan pantas dalam keadaan yang tidak stabil.
“Dengan kelajuan hampir seperti pesawat tempur serta sayap pesawat itu tidak direka sedemikian menyebabkan sayapnya mudah patah dan musnah.
“Posisi pesawat akan naik di dalam awam kumulonimbus dengan keadaan tidak stabil dan semakin sukar untuk dikendalikan,” katanya kepada detik.com.
Tambahnya, setelah melepasi awan kumulonimbus, pesawat akan berada dalam keadan tidak stabil, boleh menjunam ke bawah, berpusing-pusing dan mungkin sayapnya telah patah kerana tidak dapat menahan tekanan yang kuat sebelum itu.
Beliau turut mempersoalkan bagaimana pesawat canggih seperti itu boleh memasuki awan kumulonimbus.
“Jika kumulonimbus itu jauh boleh dielakkan dan awan sebesar itu dari jauh juga boleh boleh dilihat,” katanya.
Awan kumulonimbus merupakan sejenis awan yang tinggi, padat dan merupakan awan pembentuk hujan dan ribut petir serta cuaca sejuk dan lembap. Ia lazimnya terbentuk pada ketinggian 6,500 kaki hingga 60,000 kaki (2,000 meter – 16,000 meter).
Awan Kumulonimbus dan Kebenaran Alquran
Awan kumulonimbus sempat menjadi perbincangan pasca hilangnya pesawat AirAsia QZ8501, Minggu 28 Desember 2014. Pesawat yang mengakut 155 penumpang dari Surabaya menuju Singapura itu diduga jatuh karena terjebak awan kumulonimbus.
Ternyata kehebatan awan kumulonimbus sudah dijelaskan dalam Alquran. Kepala Balitbang Kemenag Makassar, Hamzah Harun Al Rasyid MA, menyebarkan isyarat Alquran tentang kumulonimbus melalui akun Facebook-nya, Kamis 1 Januari 2015.
"Subhanallah, Nabi Muhammad SAW 1400 tahun silam tanpa pesawat, tanpa satelit dan tanpa teropong, tanpa teknologi dapat menjelaskan jenis awan Cumulonimbus yang dituliskan dalam kitab Alquran," kata alumnus Pondok Pesantren As'adiyah dan Universitas Al Azhar Mesir itu.
Dia kemudian mengajak membaca Alquran Surat AnNur 24: 43. Berikut terjemahannya;
"Tidakkah kamu melihat bahwa Allah menjadikan awan bergerak perlahan lalu mengumpulkannya, kemudian Allah menjadikannya bertumpuk-tumpuk, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (awan cumulonimbus seperti) gunung-gunung tinggi, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) airbatu itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dihindarkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan penglihatan".
Hamzah juga mengutip pernyataan pakar dirgantara; "Dalam awan kumulonimbus terdapat butiran airbatu yang menyebar dan badai petir yang mengkilat, kalau butiran airbatu itu masuk ke enjin maka ia dapat menyebabkan enjin terus mati," tulisnya. -dream.co
- air - salju - bongkahan ais - ion listrik yang bisa menimbulkan petir - pergerakan udara yang hebat tidak beraturan naik dan turunPengalaman Menembusi Awan Kumulonimbus
Video yang berjudul "Cockpit View Approach and Landing at Soekarno Hatta Airport in stormy weather" yang dibuat oleh seorang pilot Maskapai Garuda Indonesia, bernama Gilang Wardhana ketika memasuki awan CB di wilayah Utara Jakarta. Pilot hendak mendarat di Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng pada Malam Hari dengan cuaca yang tidak bersahabat
Pilot pesawat Airbus A330 PT Garuda Indonesia yang juga mantan Presiden Asosiasi Pilot Garuda Stephanus G Setitit mengatakan:
Awan CB sejatinya berisi:
Dampak Terburuk Berada di dalam Awan CB:
1. Turbulensi
Dalam awan juga terdapat pergerakan udara ke atas ataupun ke bawah. Dinamika itu terjadi karena proses pembentukan awan terjadi terus-menerus sehingga ada gerakan ke atas (updraft). Pada saat bersamaan juga terjadi gerakan udara turun (downdraft) saat bulir air turun menjadi hujan.
Gerakan udara naik dan turun itu akan membuat pesawat mengalami turbulensi. Penumpang di dalam pesawat akan merasakan turbulensi itu sebagai guncangan.
Turbulensi yang besar bisa merusak struktur pesawat. ”Bahkan, jika guncangannya sangat besar, pesawat bisa patah,” kata konsultan penerbangan Gerry Soejatman.
2. Mengganggu Hingga Merusak Mesin Pesawat
Selain bulir air, awan kumulonimbus berisi salju, kristal es hingga bongkahan es. Partikel es itu umum terbentuk pada lapisan awan yang lebih tinggi. Di samping itu, kecepatan angin juga makin besar di lapisan awan yang lebih tinggi.
Ahli propulsi pesawat Program Studi Aeronautika dan Astronautika ITB, Firman Hartono mengatakan, turbulensi bisa menyebabkan kompresor pada mesin pesawat mengalami gangguan aliran udara. Pada kondisi normal, udara yang masuk mesin seharusnya bergerak lurus. Namun, akibat turbulensi, gerakan udara menjadi tidak teratur sehingga proses pembakaran di mesin tidak sempurna.
”Akibatnya, kinerja mesin berkurang,” katanya.
Pembakaran yang tidak sempurna di mesin juga bisa disebabkan oleh bulir air maupun lelehan salju di awan yang masuk ke mesin pesawat. Jika jumlah air yang masuk terlalu banyak, mesin pesawat bisa mati.
3. Sambaran Petir Merusak Komunikasi dan Navigasi
Awan kumulonimbus juga mengandung banyak partikel bermuatan listrik yang bisa memunculkan petir. Partikel bermuatan dan sambaran petir itu bisa mengacaukan sistem kelistrikan pesawat sehingga mengacaukan sistem komunikasi dan navigasi pesawat. -wikidpr
Kelab Greenboc
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.