Followers

Wednesday, February 11, 2015

Ucapan akhir Anwar dalam mahkamah menikam kelima-lima Hakim

 

 
Di sini saya postkan ucapan Anwar Ibrahim dalam mahkamah yang ditujukan khas kepada lima hakim yang mendengar rayuannya semalam yang berakhir dengan kekalahan berpihak kepadanya.

Sesudah Ketua Hakim Ariffin Zakaria membaca keputusan mengekalkan keputusan Mahkamah Rayuan yang mengenakan lima tahun pejara ke atasnya, Anwar diberi peluang untuk berkata sesuatu sebagai kesimpulan peribadi daripadanya.

Saya tidak mahu membuat tafsiran berlebihan terhadap apa yang beliau simpulkan, tetapi ia merupakan satu ucapan tajam yang kata-kata dilumuri dengan rasa kecewa dan dukacita yang amat sangat kepada proses perbicaraan kali ini yang dianggap sebagai satu perbicaraan yang sama yang dihadapi sebelum ini dan ia adalah satu frabikasi lengkap dari konspirasi bagi menamatkan karya politiknya.

Ketajaman dan kepedihan tikaman ucapan itu sehingga kelima-lima Hakim itu bangun meninggalkan mahkamah tanpa mendengar sehingga habis Anwar berucap setelah mereka memberi peringatan kepada Anwar agar berhenti berucap.



Pengucapan akhir Anwar ini saya kira penting dan menjadi satu rangkaian kata-kata bersejarah daripada seorang pesalah kepada Hakim yang menjatuhkan hukuman ke atasnya. Kita tidak dapat mengesahkan siapa yang benar dan siapa yang bersalah, kecuali Allah sang hakim yang maha adil saja mengetahuinya.

Tetapi pengucapan yang disepuhi racun yang terbit dari jiwa seorang yang menganggap dianiya ini sangat menikam hati dan pedihnya sampai ke hulu hati kesannya bukan saja kepada Anwar dan seluruh rakyat tetapi kelima-lima hakim itu akan mengambil sebagai sejarah dalam kehidupan mereka sebagai hakim pertama kali ditikam sedemikian rupa oleh orang yang mereka hukum.

Dan salah satu rangkaian kata daripada ucapan ini bisa dijadikan hikmah ialah tentang katajanji Anwar yang beliau kekal dengan pendirian tidak bersalah dan menganggap pertuduhan liwat itu jelek dan insiden yang tidak pernah berlaku

Beriktu adalah ucapan berkenaan:

Saya kekal dengan pendirian tidak bersalah ke atas pertuduhan jelek ini- insiden ini tidak pernah berlaku.

Ini merupakan satu fabrikasi lengkap yang terhasil daripada satu konspirasi politik untuk menamatkan kareer politik saya.

Kalian tidak langsung memberikan pertimbangan sewajarnya ke atas fakta kes yang diketengahkan oleh peguam saya sebermula hari pertama lagi – betapa insiden ini tidak pernah berlaku sama sekali.

Saya mampu memandang ke hadapan, tetapi melihat kepada kenyataan anda hari ini, nyata sekali ia sia-sia. Kelihatan seperti saya diperlekeh sekali lagi sebagaimana yang berlaku di Mahkamah Rayuan, dan ia terus dilakukan di sini selepas kami mengharungi ranjau perbicaraan selama 8 hari!

Bukan satu kebetulan bagaimana Pejabat Perdana Menteri mampu mengeluarkan kenyataan bertulis penuh atas keputusan kalian hanya beberapa minit selepas kalian menyampaikan penghakiman sebelum menjatuhkan hukuman.

Tatkala tunduk patuh pada perintah penguasa politik, kalian telah menjadi sebahagian daripada rakan kongsi dalam jenayah pembunuhan integriti dan kebebasan kehakiman. Kalian telah menggadaikan jiwa kalian kepada syaitan, menukarganti hati nurani kalian dengan keuntungan materialistik dan kesenangan serta jaminan jawatan.

Kalian mempunyai kesempatan terbaik untuk menebus kekhilafan – dengan memperbetulkan kesalahan masa lalu dan meletakkan kehakiman atas paksi yang benar serta mengukir nama kalian untuk anak-cucu kalian kenangi sebagai pembela keadilan yang sebenar-benarnya.

Akan tetapi kalian memilih untuk kekal di sisi gelap dan menenggelamkan moral kalian dalam kancah kepalsuan dan tipu muslihat. Apakah kalian tahu betapa kalian kini sedang bergelumang kekotoran dan penipuan lantas ketidakadilan tersebut akan menyelinap di setiap sudut Istana Kehakiman ini, dan saya bersimpati kepada kalian.

Benar, kalian telah menghakimi saya – dan saya akan, untuk ketiga kalinya, melangkah ke penjara, tapi ketahuilah yang saya sama sekali tidak akan tunduk. Cahaya kekal menyinari saya.

Tetapi kalian yang harus berasa malu tatkala kalian akan dinilai sejarah sebagai pengecut terulung atas nama kemanusiaan. Dengan kedudukan dan kuasa kehakiman yang tinggi, kalian membungkam begitu rendah untuk diperalat oleh penguasa politik.

Mahasiswa undang-undang dan kalangan professor jurispruden akan meneliti penghakiman kalian dan di saat mereka membedah alasan serta keputusan kalian, kredibiliti dan integriti kalian akan dicarik halus. Di saat itu kalian akan didedah sebagai perekayasa yang memakai jubah kehakiman hanya untuk memperlekeh keadilan.

Jangan sesekali kalian lupa, sebagaimana kita semua, kalian juga harus menjawab kepada Sang Pencipta. Kalian harus menjawab kenapa kalian berpaling daripada prinsip-prinsip yang telah kalian lafaz dan sumpah untuk ditegakkan.

Mereka yang datang ke kamar mahkamah perlu menunduk hormat dan memanggil kamu sebagai Yang Arif, tetapi tidakkah kamu tahu bahawa satu hari nanti kamu juga perlu menjawab kepada Yang Maha Arif? Di saat itu kamu memerlukan lebih daripada tunduk hormat untuk menghuraikan mengapa kamu dengan sengaja melanggar perintah Allah melalui Ayat 58 Surah An-Nisa.

Melangkah ke penjara, saya anggap sebagai satu pengorbanan buat rakyat Negara ini Saya telah berjuang hampir seluruh kehidupan saya demi rakyat Negara ini – dan demi rakyat jugalah saya bersedia untuk ke penjara dan menghadapi sebarang bentuk akibat.

Perjuangan saya akan diteruskan, ke mana saja saya dihantar dan apa jua yang diperlakukan ke atas saya.

Kepada sekalian sahabat dan rakyat Malaysia, izinkan saya merakamkan penghargaan jauh dari sanubari saya atas setiap dokongan yang telah diberikan. ALLAH SWT menjadi saksi, saya berjanji tidak akan didiamkan, saya akan berjuang untuk kebebasan dan keadilan dan saya tidak akan menyerah!

ANWAR IBRAHIM
10 FEBRUARI 2015



No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.