Followers

Monday, March 17, 2014

Bongok punya Giant!

 
 Boring asyik cerita pesawat MH370 yang hilang itu, Berbagai ragam spekulasi.Pusing kepala aku kalau mau percaya itu semua. 

Begitu monolog Sutomo seperti mana yang kita biasa tontoni pada sinetron Indon yang monolognya bisa didengarin berbatu-batu jauhnya... Kah!Kah! Kah!
 Lalu Sutomo bercadang pergi syoping.Dia stat motornya lalu menuju ke tempat yang selama ini hanya didengar namanya saja.Hebat namanya itu.Kepingin sangat hajatnya untuk kesana.Baru kali ini peluang itu muncul untuknya...

Dua jam kemudian , tempat di tuju masih tidak ketemu. Puas dia berputar-putar di sepanjang jalan Tambun hingga ke Tanjung Rambutan. Masih hampa. Sutomo  memberhentikan kenderaan motornya di tepi jalan dihadapan sebuah gedung yang besar lalu menalipon kawan serumahnya.

 "Hello Yono, kamu bilang Jayen itu senang mencarinya. Aku udah puas mundar mandir sampai ke Tanjung Rambutan, tapi enggak ketemuan! Grrrr!" Sutomo cuba mendapat bantuan dari rakannya Budiyono, asal Desa Petarrungan, di Madura.

  "Emangnya di tepi jalan saja kok bisa dilihat.Kamu sekarang ada di mana?" Budiyono mahu mendapat kepastian keberadaan rakannya itu.

  "Aku benar-benar ada di hadapan satu gedung besar tepi jalan ni..." terang Sutomo sambil memerhatikan gedung besar itu.

 " Apa namanya gedung itu?" tanya Budiyono agak kaget.

 "Namanya pelik sekali, Gian. Kah! Kah! kah! Gian itu maksudnya ketagih kan? Ganjil betul orang Malaysia ini  ya Yono, macam  enggak ada nama lain mahu digunakan." Celoteh Sutomo yang menganggap lucu dengan nama Gian itu.

 "Gian?? Aku pun enggak pernah dengarin nama itu. Bisa tolong sebutkan hurufnya satu persatu...." Budiyono semakin kaget campur curiga mendengar penjelasan Sutomo.

 " Apa kamu ingat aku tidak bisa mengeja dan menyebutnya dengan betul?"  
Sutomo terasa seolah-olah Budiyono itu cuba merendah-rendahkan intelektualnya walhal pernah sama-sama  santri sewaktu di Pesantren Nurul Karomah di desa mereka dulu.

" Ayuh, pantas ejakan hurufnya...." balas Budiyono yang sudah masak dengan gelagat rakannya itu.

 " Dengarin ya, ji, ai, ae, en, ti ... " Sutomo menyebut satu persatu abjad yang jelas terpampang besar digudang depannya itu.
"Itukan Gian bunyinya!" penuh kepastian Sutomo cuba menyakinkan rakanya.

 " Itukan tulisan Inggeris, bunyinya Jayen! Situlah Jayen yang kamu cari-cari itu. Aku penyokong PR, sama boikot itu gedung Jayen. Lu tentu penyokong Umno sebab itu lu bongok! Masih maunya kesana, bongok lu!" Herdik Budiyono sambil mematikan henponnya.
 
al-Husseyn.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.