Di siang hari perempuan melakukan berbagai pekerjaan dalam satu waktu. Peneliti Duke University di North Carolina, AS, menemukan perempuan yang kurang tidur sering menderita depresi dan lekas marah.
Sebaliknya, masalah tadi tidak berpengaruh pada lelaki yang kurang tidur, menurut Science World Report, seperti dilaporkan Daily Mail, Selasa (24/12/2013).
Studi sebelumnya juga mengaitkan hubungan kurang tidur dengan peningkatan risiko sakit jantung, masalah kesehatan mental, stroke, dan peradangan di tubuh.
Dr Michael Breus, pakar tidur, percaya bahwa beberapa perempuan yang kurang tidur mengalami peradangan parah dalam tubuh mereka yang membuat mereka bangun dengan tubuh yang sakit.
Menurut dia, perempuan dapat menghindari berbagai masalah yang terkait kurang tidur itu dengan tidur siang. Meski begitu, tidur siang tidak boleh lebih dari 90 menit agar tidak mengantuk setelahnya.....
“Salah satu fungsi utama dari tidur adalah membiarkan otak pulih dan menyembuhkan dirinya,” kata Profesor Jim Horne, Director Sleep Research Centre di Loughborough University. “Selama tidur nyenyak, korteks—bagian otak yang bertanggung jawab untuk berpikir, memori, bahasa, dan lainnya—terlepas dari indera dan masuk kedalam mode pemilihan.”
Dia menambahkan, “Semakin banyak menggunakan otak di siang hari, makin besar kebutuhan untuk pemulihan, yang secara konsisten, butuh makin banyak tidur.”
Profesor Horne menjelaskan perempuan butuh lebih banyak tidur karena mereka lebih banyak menggunakan otaknya untuk menyelesaikan banyak pekerjaan rangkap, ketimbang pria. Namun, pria yang pekerjaannya membutuhkan lebih banyak kerja otak juga perlu lebih banyak istirahat.*
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.