Malam pengantin bagi pasangan suami isteri hendaklah penuh dengan suasana kelembutan, kasih sayang dan kesenangan.
Malam yang menghubungkan suami dengan isterinya dengan tali kasih
sayang dan cinta serta menjadikan isterinya merasa tenang dengannya.
Berikut adalah beberapa adab yang diajar oleh ajaran Islam untuk membentuk kehidupan baru, semoga bermanfaat :
Kebenaran niat
Hendaklah niat suami isteri untuk menikah adalah untuk menjaga kehormatannya, berdasarkan sabda Rasulullah saw, ” Tiga orang yang memiliki hak atas Allah menolong mereka : seorang yang berjihad dijalan Allah, seorang budak (berada didalam perjanjian antara dirinya dengan tuannya) yang menginginkan penunaian dan seorang menikah yang ingin menjaga kehormatannya. ” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim dari hadits Abu Hurairoh)
Berhias dan mempercantik diri.
Hendaknya seorang isteri mempercantikkan dirinya dengan apa-apa yang dibolehkan Allah swt. Pada dasarnya hal ini dibolehkan kecuali terhadap apa-apa yang diharamkan oleh dalil seperti mencabuti alis dan bulu diantara keduanya atau mengeroknya, menyambung rambut dengan rambut lain, mentato, mengikir gigi agar lebih cantik.
Berikut adalah beberapa adab yang diajar oleh ajaran Islam untuk membentuk kehidupan baru, semoga bermanfaat :
Kebenaran niat
Hendaklah niat suami isteri untuk menikah adalah untuk menjaga kehormatannya, berdasarkan sabda Rasulullah saw, ” Tiga orang yang memiliki hak atas Allah menolong mereka : seorang yang berjihad dijalan Allah, seorang budak (berada didalam perjanjian antara dirinya dengan tuannya) yang menginginkan penunaian dan seorang menikah yang ingin menjaga kehormatannya. ” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Hakim dari hadits Abu Hurairoh)
Berhias dan mempercantik diri.
Hendaknya seorang isteri mempercantikkan dirinya dengan apa-apa yang dibolehkan Allah swt. Pada dasarnya hal ini dibolehkan kecuali terhadap apa-apa yang diharamkan oleh dalil seperti mencabuti alis dan bulu diantara keduanya atau mengeroknya, menyambung rambut dengan rambut lain, mentato, mengikir gigi agar lebih cantik.
Diharamkan baginya juga
mengenakan pakaian yang diharamkan baik pada malam pengantin maupun di
luar malam itu.
Diperbolehkan baginya menghiasi dirinya dengan emas dan
perak sebagaimana biasa dikenakan kaum wanita.
Begitu juga dengan si suami hendaknya memperhiaskan dirinya untuk isterinya kerana hal ini merupakan bahagian dari menggaulinya dengan cara yang baik. Firman Allah swt :
“ Akan tetapi para suami, mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isterinya. ” (QS. Al Baqoroh : 228)Namun demikian hendaknya upaya menghias diri ini tetap di dalam batasan-batasan yang dibenarkan. Tidak dibolehkan baginya mengenakan cincin emas kecuali perak. Tidak dibolehkan baginya mencukur jenggot, memanjangkan pakaiannya hingga ke tanah, mengenakan sutera kecuali tehadap apa-apa yang dikecualikan syariat.
Lemah lembut terhadap isterinya saat menggaulinya
Diriwayatkan oleh Ahmad didalam al Musnad dari Asma binti Yazid bin as Sakan berkata, ” Aku pernah merias Aisyah untuk Rasulullah saw lalu aku mendatangi beliau saw dan mengajaknya untuk melihat kecantikan Aisyah. Beliau saw pun mendatanginya dengan membawa segelas susu lalu beliau meminumnya dan memberikannya kepada Aisyah maka Aisyah pun menundukkan kepalanya kerana malu. Asma berkata,”Maka aku menegurnya. ”
Dan aku
katakan kepadanya, ” Ambillah (minuman itu) dari tangan Nabi saw. ” Asma
berkata, ” Maka Aisyah pun mengambilnya lalu meminumnya sedikit. ”
Mendoakan isterinya.
Hendaklah suami meletakkan tangannya di kening isterinya dan mengatakan seperti yang disabdakan Rasulullah saw,
” Apabila seorang dari kalian menikah dengan seorang wanita atau membeli seorang pembantu maka hendaklah memegang keningnya lalu menyebut nama Allah azza wa jalla dan berdoa memohon keberkahan dengan mengatakan : Allahumma Innii Asaluka Min Khoiriha wa Khoiri Ma Jabaltaha Alaihi.
Mendoakan isterinya.
Hendaklah suami meletakkan tangannya di kening isterinya dan mengatakan seperti yang disabdakan Rasulullah saw,
” Apabila seorang dari kalian menikah dengan seorang wanita atau membeli seorang pembantu maka hendaklah memegang keningnya lalu menyebut nama Allah azza wa jalla dan berdoa memohon keberkahan dengan mengatakan : Allahumma Innii Asaluka Min Khoiriha wa Khoiri Ma Jabaltaha Alaihi.
Wa Audzu bika Min Syarri wa Syarri Ma Jabaltaha Alaih — Wahai
Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan dari
apa yang Engkau berikan kepadanya serta Aku berlindung kepada-Mu
daripada keburukannya dan keburukan yang Engkau berikan kepadanya.. ”
Melaksanakan solat dua rakaat
Diriwayatkan Ibnu Syaibah dari Ibnu Masud, dia mengatakan kepada Abi Huraiz,”Perintahkan dia untuk solat dua rakaat di belakang (suaminya) dan berdoa, ” Allahumma Barik Lii fii Ahlii dan Barik Lahum fii. Allahummajma’ Bainanaa Ma Jama’ta bi Khoirin wa Farriq Bainana idza Farroqta bi Khoirin—Wahai Allah berkahilah aku didalam keluargaku dan berkatilah mereka didalam diriku. Wahai Allah satukanlah kami dengan kebaikan dan pisahkanlah kami jika Engkau menghendaki (kami) berpisah dengan kebaikan juga. ”
Apa yang dikatakan ketika melakukan jima’ atau saat menggauli isterinya.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Nabi saw bersabda, ” Apabila seorang dari kalian mendatangi isterinya maka hendaklah dia berdoa,”Allahumma Jannibna asy Syaithon wa Jannib asy Syaithon Ma Rozaqtana - Wahai Allah jauhilah kami dari setan dan jauhilah setan dari apa-apa yang Engkau rezekikan kepada kami - sesungguhnya Allah Maha Mampu memberikan buat mereka berdua seorang anak yang tidak boleh dicelakai setan selamanya. ”
Diharamkan baginya menyiarkan hal-hal yang rahsia di antara suami isteri
Diriwayatkan oleh Ahmad dari Asma binti Yazid yang saat itu duduk dekat Rasulullah saw bersama dengan kaum laki-laki dan wanita lalu beliau saw bersabda, ” Boleh jadi seorang laki-laki menceritakan apa yang dilakukannya dengan isterinya dan boleh jadi seorang istri menceritakan apa yang dilakukannya dengan suaminya.” Maka mereka pun terdiam.
Melaksanakan solat dua rakaat
Diriwayatkan Ibnu Syaibah dari Ibnu Masud, dia mengatakan kepada Abi Huraiz,”Perintahkan dia untuk solat dua rakaat di belakang (suaminya) dan berdoa, ” Allahumma Barik Lii fii Ahlii dan Barik Lahum fii. Allahummajma’ Bainanaa Ma Jama’ta bi Khoirin wa Farriq Bainana idza Farroqta bi Khoirin—Wahai Allah berkahilah aku didalam keluargaku dan berkatilah mereka didalam diriku. Wahai Allah satukanlah kami dengan kebaikan dan pisahkanlah kami jika Engkau menghendaki (kami) berpisah dengan kebaikan juga. ”
Apa yang dikatakan ketika melakukan jima’ atau saat menggauli isterinya.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Nabi saw bersabda, ” Apabila seorang dari kalian mendatangi isterinya maka hendaklah dia berdoa,”Allahumma Jannibna asy Syaithon wa Jannib asy Syaithon Ma Rozaqtana - Wahai Allah jauhilah kami dari setan dan jauhilah setan dari apa-apa yang Engkau rezekikan kepada kami - sesungguhnya Allah Maha Mampu memberikan buat mereka berdua seorang anak yang tidak boleh dicelakai setan selamanya. ”
Diharamkan baginya menyiarkan hal-hal yang rahsia di antara suami isteri
Diriwayatkan oleh Ahmad dari Asma binti Yazid yang saat itu duduk dekat Rasulullah saw bersama dengan kaum laki-laki dan wanita lalu beliau saw bersabda, ” Boleh jadi seorang laki-laki menceritakan apa yang dilakukannya dengan isterinya dan boleh jadi seorang istri menceritakan apa yang dilakukannya dengan suaminya.” Maka mereka pun terdiam.
Lalu
aku bertanya, ” Demi Allah wahai Rasulullah sesungguhnya kaum wanita
melakukan hal itu begitu juga dengan kaum laki-laki mereka pun
melakukannya.” Beliau saw bersabda,”Janganlah kalian melakukannya.
Sesungguhnya hal itu bagaikan setan laki-laki berhubungan dengan setan
perempuan di jalan lalu (setan laki-laki) menutupi (setan perempuan)
sementara orang-orang menyaksikannya.
Berwudhu diantara dua jima’ meskipun mandi adalah lebih utama
Apabila seorang suami menggauli isterinya lalu dia ingin kembali mengulanginya maka yang paling utama baginya adalah berwudhu sehingga dapat mengembalikan tenaganya, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abi Said al Khudriy berkata, ” Rasulullah saw bersabda,’Apabila seorang dari kalian menggauli isterinya kemudian dia ingin mengulanginya lagi maka berwudhulah di antara kedua (jima) itu. ”
Didalam sebuah riwayat, ” Seperti wudhu hendak solat. ” (HR. Muslim) Abu Naim menambahkan,” Sesungguhnya hal itu akan mengembalikan tenaganya.”
Mandi lebih utama, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Daud dari Rafi’ bahwa Nabi saw mengelilingi para isterinya dan mandi ketika (hendak menggauli) isteri yang ini dan juga dengan yang isteri ini.
Berwudhu diantara dua jima’ meskipun mandi adalah lebih utama
Apabila seorang suami menggauli isterinya lalu dia ingin kembali mengulanginya maka yang paling utama baginya adalah berwudhu sehingga dapat mengembalikan tenaganya, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abi Said al Khudriy berkata, ” Rasulullah saw bersabda,’Apabila seorang dari kalian menggauli isterinya kemudian dia ingin mengulanginya lagi maka berwudhulah di antara kedua (jima) itu. ”
Didalam sebuah riwayat, ” Seperti wudhu hendak solat. ” (HR. Muslim) Abu Naim menambahkan,” Sesungguhnya hal itu akan mengembalikan tenaganya.”
Mandi lebih utama, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Daud dari Rafi’ bahwa Nabi saw mengelilingi para isterinya dan mandi ketika (hendak menggauli) isteri yang ini dan juga dengan yang isteri ini.
Dia berkata,
” Aku bertanya kepadanya,’Wahai Rasulullah apakah tidak cukup hanya
dengan sekali mandi?’ beliau saw menjawab,”Ini lebih suci. Lebih wangi
dan lebih bersih. ”
Sebaik-baiknya bagi orang yang ingin tidur dalam keadaan junub hendaknya berwudhu dengan wudhu seperti untuk solat terlebih dahulu, sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dari Ibnu Umar bahwa Umar berkata,” Wahai Rasulullah apakah seorang dari kami tidur sementara dia dalam keadaan junub?’ beliau saw menjawab,”Ya, hendaklah dia berwudhu.”
Sebaik-baiknya bagi orang yang ingin tidur dalam keadaan junub hendaknya berwudhu dengan wudhu seperti untuk solat terlebih dahulu, sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dari Ibnu Umar bahwa Umar berkata,” Wahai Rasulullah apakah seorang dari kami tidur sementara dia dalam keadaan junub?’ beliau saw menjawab,”Ya, hendaklah dia berwudhu.”
Di
dalam sebuah riwayat,” Berwudhu dan cucilah kemaluanmu lalu tidurlah. ”
Wudhu ini merupakan sebuah anjuran dan bukan sebuah kewajiban, sebagaimana diriwayatkan oleh Umar ketika bertanya kepada Rasul saw, ” Apakah seorang dari kami tidur sementara dirinya junub?” beliau saw menjawab,”Ya dan hendaklah dirinya berwudhu jika mau. ”.
Wudhu ini merupakan sebuah anjuran dan bukan sebuah kewajiban, sebagaimana diriwayatkan oleh Umar ketika bertanya kepada Rasul saw, ” Apakah seorang dari kami tidur sementara dirinya junub?” beliau saw menjawab,”Ya dan hendaklah dirinya berwudhu jika mau. ”.
Diriwayatkan
oleh Ashabus Sunan dari Aisyah berkata, ” Rasulullah saw pernah tidur
dalam keadaan junub tanpa menyentuh air hingga dia terbangun setelah itu
dan mandi. ”
Dibolehkan pula untuk bertayammum, sebagaimana diriwayatkan oleh Baihaqi dari Aisyah berkata, ” Rasulullah saw jika dirinya junub dan hendak tidur maka dia berwudhu atau bertayammum. ”
Mandi berduaan
Dibolehkan bagi suami isteri untuk mandi secara bersama-sama dalam satu wadah, sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dari Aisyah berkata,” Aku mandi bersama Rasulullah saw dari satu wadah antara diriku dengan dirinya. Tangan kami saling bergantian berebutan sehingga aku mengatakan, ” tinggalkan (sedikit air) buatku, tinggalkan buatku.” Dia berkata, ” Mereka berdua dalam keadaan junub. ”
Dari hadith diatas maka diperbolehkan keduanya telanjang dan saling melihat aurat satu dengan yang lainnya. Didalam hadith yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Ibnu Majah dari Muawiyah bin Haidah berkata,” Aku berkata,’Wahai Rasulullah. Apa yang dibolehkan dan dilarang dari aurat kami?’ beliau menjawab,”Jagalah auratmu kecuali terhadap istri atau budakmu. ”
Dibolehkan pula untuk bertayammum, sebagaimana diriwayatkan oleh Baihaqi dari Aisyah berkata, ” Rasulullah saw jika dirinya junub dan hendak tidur maka dia berwudhu atau bertayammum. ”
Mandi berduaan
Dibolehkan bagi suami isteri untuk mandi secara bersama-sama dalam satu wadah, sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dari Aisyah berkata,” Aku mandi bersama Rasulullah saw dari satu wadah antara diriku dengan dirinya. Tangan kami saling bergantian berebutan sehingga aku mengatakan, ” tinggalkan (sedikit air) buatku, tinggalkan buatku.” Dia berkata, ” Mereka berdua dalam keadaan junub. ”
Dari hadith diatas maka diperbolehkan keduanya telanjang dan saling melihat aurat satu dengan yang lainnya. Didalam hadith yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Ibnu Majah dari Muawiyah bin Haidah berkata,” Aku berkata,’Wahai Rasulullah. Apa yang dibolehkan dan dilarang dari aurat kami?’ beliau menjawab,”Jagalah auratmu kecuali terhadap istri atau budakmu. ”
Maka dibolehkan bagi
salah seorang dari pasangan suami isteri untuk melihat seluruh badan
pasangannya dan menyentuhnya hingga kemaluannya berdasarkan hadith ini,
kerana kemaluan adalah tempat kenikmatan maka dibolehkan melihat dan
menyentuhnya seperti bahagian tubuh lainnya.
Bersenda gurau dengan isteri
Dibolehkan bersenda gurau dan bermain-main dengan isterinya di tempat tidur, sebagaimana sabdanya saw : ”Mengapa bukan dengan gadis maka engkau boleh bermain-main dengannya dan dia boleh bermain-main denganmu. ” (HR. Bukhori dan Muslim) dan didalam riwayat Muslim,”Engkau akan bahagia dengannya dan dia pula akan bahagia denganmu.”
Diantara senda gurau dan mempergaulinya dengan baik adalah ciuman suami walaupun bukan untuk jima’. Rasulullah saw mencium dan menyentuh isteri-isterinya meskipun mereka dalam keadaan haidh atau beliau mencium dan menyentuhnya meski beliau sedang dalam keadaan puasa.
Sebagaimana terdapat didalam ash Shahihain dan lainnya dari Aisyah dan Maimunah bahkan juga diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud dari Aisyah berkata, ” Nabi saw mencium sebahagian isteri-isterinya kemudian beliau keluar menuju solat dan tidak berwudhu lagi. ” Ini sebagai dalil bahwa mencium istri tidaklah membatalkan wudhu.
Dibolehkan ‘Azal
Dibolehkan bagi seorang suami untuk melakukan ‘azal iaitu mengeluarkan air maninya di luar kemaluan isterinya, sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dari Jabir bin Abdullah berkata, ”
Bersenda gurau dengan isteri
Dibolehkan bersenda gurau dan bermain-main dengan isterinya di tempat tidur, sebagaimana sabdanya saw : ”Mengapa bukan dengan gadis maka engkau boleh bermain-main dengannya dan dia boleh bermain-main denganmu. ” (HR. Bukhori dan Muslim) dan didalam riwayat Muslim,”Engkau akan bahagia dengannya dan dia pula akan bahagia denganmu.”
Diantara senda gurau dan mempergaulinya dengan baik adalah ciuman suami walaupun bukan untuk jima’. Rasulullah saw mencium dan menyentuh isteri-isterinya meskipun mereka dalam keadaan haidh atau beliau mencium dan menyentuhnya meski beliau sedang dalam keadaan puasa.
Sebagaimana terdapat didalam ash Shahihain dan lainnya dari Aisyah dan Maimunah bahkan juga diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud dari Aisyah berkata, ” Nabi saw mencium sebahagian isteri-isterinya kemudian beliau keluar menuju solat dan tidak berwudhu lagi. ” Ini sebagai dalil bahwa mencium istri tidaklah membatalkan wudhu.
Dibolehkan ‘Azal
Dibolehkan bagi seorang suami untuk melakukan ‘azal iaitu mengeluarkan air maninya di luar kemaluan isterinya, sebagaimana diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dari Jabir bin Abdullah berkata, ”
Kami melakukan
‘azal sementara al Qur’an masih turun.” Di dalam sebuah riwayat, ” Kami
melakukan ‘azal pada masa Rasulullah saw dan hal ini sampai kepada Nabi
saw dan beliau saw tidaklah melarangnya. ”
Meskipun demikian yang paling utama adalah meninggalkan ‘azl kerana hal itu dapat mengurangi kenikmatan baginya dan bagi isterinya dan kerana hal itu juga dapat menghilangkan tujuan dari pernikahan iaitu memperbanyakkan keturunan umat ini, berdasarkan sabda Rasulullah saw, ”
Meskipun demikian yang paling utama adalah meninggalkan ‘azl kerana hal itu dapat mengurangi kenikmatan baginya dan bagi isterinya dan kerana hal itu juga dapat menghilangkan tujuan dari pernikahan iaitu memperbanyakkan keturunan umat ini, berdasarkan sabda Rasulullah saw, ”
Nikahilah oleh kalian (wanita-wanita) yang dapat mendatangkan anak lagi
mendatangkan kasih sayang. Sesungguhnya aku akan membanggakan banyaknya
(jumlah) kalian di hadapan semua umat pada hari kiamat. ”
Akan tetapi tidak diperbolehkan bagi seorang muslim melakukan ‘azal selamanya kerana dapat membatasi dan mencegah keturunan…..
Mengunjungi kerabat pada pagi harinya
Dianjurkan baginya pada pagi harinya untuk mengunjungi kaum kerabatnya yang telah memenuhi undangannya..
Berdasarkan hadith Anas berkata, ” Rasulullah saw mengadakan pesta saat menikah dengan Zainab. Kaum muslimin dikenyangkan dengan roti dan daging. Kemudian beliau saw keluar menemui ibu-ibu kaum mukminin (isteri-isterinya saw) dan mengucapkan salam kepada mereka, mendoakan mereka dan mereka pun menyambut salamnya dan mendoakannya, beliau lakukan itu pada pagi hari setelah malam pengantinnya.”
*Semoga bermanfaat untuk dikongsikan.... -iluvislam
Akan tetapi tidak diperbolehkan bagi seorang muslim melakukan ‘azal selamanya kerana dapat membatasi dan mencegah keturunan…..
Mengunjungi kerabat pada pagi harinya
Dianjurkan baginya pada pagi harinya untuk mengunjungi kaum kerabatnya yang telah memenuhi undangannya..
Berdasarkan hadith Anas berkata, ” Rasulullah saw mengadakan pesta saat menikah dengan Zainab. Kaum muslimin dikenyangkan dengan roti dan daging. Kemudian beliau saw keluar menemui ibu-ibu kaum mukminin (isteri-isterinya saw) dan mengucapkan salam kepada mereka, mendoakan mereka dan mereka pun menyambut salamnya dan mendoakannya, beliau lakukan itu pada pagi hari setelah malam pengantinnya.”
*Semoga bermanfaat untuk dikongsikan.... -iluvislam
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.