Sunday, November 29, 2015

SINAR WAJAH

Bang Maily II's photo.

Cuba saja kita duduk dengan kawan kita atau siapa saja dan kemudian lihatlah wajahnya. Apa punya cahaya atau bagaimana. Sebenarnya kita akan tahu. 

Ada yang dulunya teman kita penuh bercahaya di wajahnya dan ketika ini lain sikit penuh muram dan bermasalah dan ada yang kekadang langsung tidak bercahaya alia tak punya nur.

Saya jelaskan di sini bahawa cahaya yang ada di muka kita ini datangnya dari dua perkara. 

Pertama kesan hubungan kuat kita dengan Allah dan kedua hubungan kuat dengan pemerintah atau ketua jabatan atau yang lebih berkuasa. Ini hakikat jelas.

Hakikat kalau hubungan itu terputus sama ada dari Allah atau penguasa seperti yang dikatakan di atas, maka cahaya itu jadi malap dan muram atau dengan sendirinya gugur dan kesannya kekadang jantung jadi goyah dan mati mendadak.

Ada teman baik kita dan dia tidak punya pendidikan, hanya kelas bawah dan membaca juga kurang tetapi kesan hubungannya dengan pemerintah/atasan yang berkuasa suka bodek ampu, maka ia dikutip jadi calon lalu menang election dan muncullah ia dipanggil Yang Berhormat dan segera dilantik jadi menteri. 

Apa jadi?

Ketika itu adalah yang berkata “ kalaulah orang semacam ini dikutip jadi menteri, maka segera tidaklah aku hormat dia itu” kata kawan2 dan jelas di situ tidak boleh tidak sinar cahaya wajahnya terpancar kesan anugerah tadi yang akhirnya ramai yang terpaksa tunduk memuji2 dan segala macam.

Nah, di situlah saya maksudkan cahaya wajahnya bersinar kerana pangkat yang dikasih oleh atasan tadi dan tentu saja beda dengan orang yang soleh.

Katakan yang tadi duduki kerusi menteri dalam kabinet negeri tiba2 bubar atau kalah election, maka kita akan melihat cahaya wajahnya itu akan pudar kesan kerusi yang ia duduki itu telah tercerai dan jelasnya diapun melihat kegelapan.

Nah, sekarang cuba saja kita lihat ulama yang soleh yang berani mengatakan yang benar bukan ulama pura2 sperti ada dalam parti pemerintah. 

Ulama benar/alim ulama benar dan kata2nya benar, perbuatannya benar dan semuanya ikut sunah dan al quran, maka orang semacam itu dibuang ke manapun tetapi bak mutiara intan permata tetap bercahaya hingga kiamat meskipun dia tiada lagi. 

Usaha baca sejarah hidup iman Syafii akan tahu bagaimana kedudukan perkara.

Alim ulama/tokoh2 yang dikatakan rakyat sekarang ini meski hebat berkata kesan nampak kesalahannya atau kerajaan yang ia sertai judi, arak, korup, tipu di mana2 meski ia bercakap benar di TV atau media pasti akan ada yang berbisik: “ dia itu bohong, dana zakat dan anak yatim serta Yapeim pun dia kerjakan”

Sampai begitu sekali dan bagaimana tadinya yang cahaya Allah kasih dan bukankah jadi punah dan binasa dan untuk mengelakkan segala tuduhan maka dikatakan rakyat pula memfitnah dan kala bicara di mahkamah memang dia menang sebab siapa juga yang atur undang2?



Narapidana!

ISMAILY BUNGSU
29/11/2015

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.