Tuesday, October 15, 2013

PDRM Disifatkan Pengecut & Barbarian, Apa Jawapan KPN & Menteri KDN?

Photo: PDRM Disifatkan Pengecut & Barbarian, Apa Jawapan KPN & Menteri KDN?

Jakarta – Indonesia memprotes tindakan Polis Diraja Malaysia (PDRM) berhubung insiden tembakan yang mengorbankan empat rakyatnya, Jumaat lalu.

“Sepertinya polisi Malaysia bermental pengecut karena sedikit-sedikit menembak. Melumpuhkan, tidak harus membunuh apalagi mereka bukan terrorist (pengganas).

“Saya mengecam keras tindakan barbar (biadap) polisi Malaysia yang dengan mudahnya menembak orang hingga tewas (mati),” kata Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Moh Jumhur Hidayat semalam yang dipetik dari laman Kompas.com.

Jumhur menambah, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur mendapat laporan bahawa empat rakyatnya ditembak mati dalam insiden pukul 12 tengah hari itu.

Keempat-empat mereka dikenali sebagai Hafat, pemegang pasport Indonesia bernombor A0649848, Iknoriansyah (U4507980), Hery Setiawan (A4208167) dan Wahyudi (A2640273).

Menurut versi PDRM, kata Jumhur, kesemua mereka disyaki telah merompak sebuah rumah awal pagi sebelum kejadian.

Polis kemudiannya menyerbu sebuah rumah yang disyaki digunakan sebagai tempat persembunyian mereka di Blok B-15-7, Ampang Hilir Pinggiran, Jalan Ampang Putra, Kuala Lumpur.

Katanya, PDRM masih melakukan siasatan termasuk memastikan identiti keempat-empat mayat dan KBRI diminta untuk menunggu hasil siasatan serta akan diberi akses untuk memeriksa mayat, menurut sumber Antarapos.

Jumhur menambah, pihaknya akan memastikan protes kerajaannya disampaikan melalui saluran diplomatik.


    "Polisi Malaysia Pengecut, Sedikit-sedikit Main Tembak"


    JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Republik Indonesia memprotes penembakan terhadap empat warga negara Indonesia hingga tewas oleh polisi Malaysia. Polisi Malaysia juga dianggap senang main tembak.

    "Sepertinya polisi Malaysia bermental pengecut karena sedikit-sedikit menembak. Melumpuhkan, kan, tidak harus membunuh apalagi mereka bukan teroris," kata Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat di Jakarta, Minggu (13/10/2013).

    "Saya mengecam keras tindakan barbar polisi Malaysia yang dengan mudahnya menembak orang hingga tewas," kata dia lagi.

    Jumhur mengatakan, Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur, Malaysia, mendapat laporan dari polisi Malaysia bahwa ada empat WNI yang ditembak hingga tewas polisi Malaysia pada Jumat (11/10/2013) sekitar pukul 12.00 waktu setempat.

    Keempat WNI itu atas nama Hafat, nomor paspor Indonesia A0649848 kelahiran 8 Juni 1969, Iknoriansyah nomor paspor U450798 kelahiran 7 Mei 1988, Hery Setiawan nomor paspor A4208167 kelahiran 25 November 1980, dan Wahyudi nomor paspor A2640273.

    Menurut versi polisi Malaysia, kata Jumhur, keempat WNI itu diduga telah melakukan perampokan rumah pada dini hari sebelumnya. Polisi menduga rumah yang digunakan sebagai tempat persembunyian mereka di Blok B-15-7, Ampang Hilir Pinggiran, Jalan Ampang Putra, Kuala Lumpur.

    Jumhur memastikan bahwa keempat WNI itu bukan TKI karena berdasarkan informasi yang dia terima, tidak jelas pekerjaan mereka.

    Polisi Malaysia, katanya, masih melakukan penyelidikan termasuk memastikan identitas 4 jenazah. KBRI diminta untuk menunggu hasil penyelidikan tersebut dan akan diberi akses untuk mengecek fisik jenazah nantinya.

    Jumhur memastikan pula protes pemerintah tersebut disampaikan melalui jalur diplomatik. -kompas.com

Kelab Greenboc.Jakarta – Indonesia memprotes tindakan Polis Diraja Malaysia (PDRM) berhubung insiden tembakan yang mengorbankan empat rakyatnya, Jumaat lalu.

“Sepertinya polisi Malaysia bermental pengecut karena sedikit-sedikit menembak. Melumpuhkan, tidak harus membunuh apalagi mereka bukan terrorist (pengganas).

“Saya mengecam keras tindakan barbar (biadap) polisi Malaysia yang dengan mudahnya menembak orang hingga tewas (mati),” kata Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Moh Jumhur Hidayat semalam yang dipetik dari laman Kompas.com.

Jumhur menambah, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur mendapat laporan bahawa empat rakyatnya ditembak mati dalam insiden pukul 12 tengah hari itu.

Keempat-empat mereka dikenali sebagai Hafat, pemegang pasport Indonesia bernombor A0649848, Iknoriansyah (U4507980), Hery Setiawan (A4208167) dan Wahyudi (A2640273).

Menurut versi PDRM, kata Jumhur, kesemua mereka disyaki telah merompak sebuah rumah awal pagi sebelum kejadian.

Polis kemudiannya menyerbu sebuah rumah yang disyaki digunakan sebagai tempat persembunyian mereka di Blok B-15-7, Ampang Hilir Pinggiran, Jalan Ampang Putra, Kuala Lumpur.

Katanya, PDRM masih melakukan siasatan termasuk memastikan identiti keempat-empat mayat dan KBRI diminta untuk menunggu hasil siasatan serta akan diberi akses untuk memeriksa mayat, menurut sumber Antarapos.

Jumhur menambah, pihaknya akan memastikan protes kerajaannya disampaikan melalui saluran diplomatik.


"Polisi Malaysia Pengecut, Sedikit-sedikit Main Tembak"


JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Republik Indonesia memprotes penembakan terhadap empat warga negara Indonesia hingga tewas oleh polisi Malaysia. Polisi Malaysia juga dianggap senang main tembak.

"Sepertinya polisi Malaysia bermental pengecut karena sedikit-sedikit menembak. Melumpuhkan, kan, tidak harus membunuh apalagi mereka bukan teroris," kata Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat di Jakarta, Minggu (13/10/2013).

"Saya mengecam keras tindakan barbar polisi Malaysia yang dengan mudahnya menembak orang hingga tewas," kata dia lagi.

Jumhur mengatakan, Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur, Malaysia, mendapat laporan dari polisi Malaysia bahwa ada empat WNI yang ditembak hingga tewas polisi Malaysia pada Jumat (11/10/2013) sekitar pukul 12.00 waktu setempat.

Keempat WNI itu atas nama Hafat, nomor paspor Indonesia A0649848 kelahiran 8 Juni 1969, Iknoriansyah nomor paspor U450798 kelahiran 7 Mei 1988, Hery Setiawan nomor paspor A4208167 kelahiran 25 November 1980, dan Wahyudi nomor paspor A2640273.

Menurut versi polisi Malaysia, kata Jumhur, keempat WNI itu diduga telah melakukan perampokan rumah pada dini hari sebelumnya. Polisi menduga rumah yang digunakan sebagai tempat persembunyian mereka di Blok B-15-7, Ampang Hilir Pinggiran, Jalan Ampang Putra, Kuala Lumpur.

Jumhur memastikan bahwa keempat WNI itu bukan TKI karena berdasarkan informasi yang dia terima, tidak jelas pekerjaan mereka.

Polisi Malaysia, katanya, masih melakukan penyelidikan termasuk memastikan identitas 4 jenazah. KBRI diminta untuk menunggu hasil penyelidikan tersebut dan akan diberi akses untuk mengecek fisik jenazah nantinya.

Jumhur memastikan pula protes pemerintah tersebut disampaikan melalui jalur diplomatik. -kompas.com

Kelab Greenboc.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.